Cloud computing atau komputasi awan ialah teknologi yang memanfaatkan layanan internet menggunakan pusat server yang bersifat virtual dengan tujuan pemeliharaan data dan aplikasi. Keberadaan komputasi awan jelas akan menimbulkan perubahan dalam cara kerja sistem teknologi informasi dalam sebuah organisasi. Hal ini karena komputasi awan melalui konsep virtualisasi, standarisasi dan fitur mendasar lainnya dapat mengurangi biaya Teknologi Informasi (TI), menyederhanakan pengelolaan layanan TI, dan mempercepat penghantaran layanan. Secara umum arsitektur komputasi awan terdiri dari (1) Infrastructure as a Service (IaaS) (2) Platform as a Service (PaaS) dan (3) Software as a Service (SaaS) (Syaikhu, 2010).
Analisis komputasi awan umumnya dilihat dari sudut pandang penyedia layanan. Sumber daya komputasi awan diakses dari browser, "minibrowsers" yang menjalankan JavaScript / AJAX atau kode yang menyerupainya, atau pada tingkat program menggunakan layanan web standar. Pengguna komputasi awan(klien) menganggap komputasi awan sebagai satu kesatuan. Tentu saja, ini hanya ilusi: dalam kenyataannya, pelaksanaannya biasanya memerlukan satu atau lebih pusat data, pusat data yang biasanya terdiri dari sejumlah besar perangkat keras yang dapat memberikan layanan berskala besar secara bersamaan (Wibowo, 2011).
Cloud computing sangat mirip dengan awal mula perubahan elektrifikasi dalam era industri tersebut di era informasi. Saat ini setiap organisasi menyediakan sumber daya komputasinya sendiri-sendiri. Di masa mendatang, setiap organisasi hanya menyambung ke jaringan cloud (computing grid) sebagai sumber daya komputasi sesuai yang diperlukan. Begitu terwujud, penghematan untuk informatisasi organisasi merupakan keuntungan besar yang tidak tersanggahkan, bahkan untuk organisasi besar, di antaranya karena hanya cukup menyediakan sumber daya komputasi secukupnya sesuai kebutuhan. Kebutuhan komputasi lainnya sudah disediakan oleh vendor penyedia layanan komputasi (Moedjiono, 2010)
Gambar 1. Grafik Perkembangan Pengguna Komputasi Awan
Gambar di atas menujukan presentase peningkatan pengguna komputasi awan dalam kurun waktu selama 6 tahun . Berdasarkan grafik peningkatan jumlah pengguna komputasi awan setiap tahunnya. Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2010 ke 2011.Peningkatan ini terjadi di karena dampak dariperusahaan - perusahaan besar beralih mengunakan komputasi awan, yang sangan efisien dalam biaya. Perkembangan ini akan terus berlanjut hingga tahun – tahun berikutnya, diharapkan komputasi awan dapat lebih memudahkan dalam melakukan segala hal.
Kehadiran komputasi awan awalnya memang hadir bagi kalangan industry dan Perusahaan. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi penerapan teknologi ini, antara lain :
(1) Ini adalah sebuah model layanan berbasis Internet untuk menampung sumberdaya sebuah perusahaan. Artinya sebuah perusahaan tak perlu lagi memiliki atau mendirikan infrastruktur lantaran sudah ada perusahaan lain yang menyediakan “penampung” di cloud alias Internet.
(2) Sebuah perusahaan tak perlu lagi mengalokasikan anggaran untuk pembelian dan perawatan infrastruktur dan software.
(3) Perusahaan pun tak perlu memiliki pengetahuan serta merekrut tenaga pakar dan tenaga pengontrol infrastruktur di “cloud” yang mendukung mereka.
Cloud computing sesungguhnya lebih dari sekedar virtualisasi. Ada beberapa organisasi dan vendor yang telah mendefinisikan kata “cloud computing”. Salah satunya adalah National institute of Standarts and Teknology (NIST). NIST dapat menjelaskan definisi cloud computing secara jelas namun, model refrensi yang dibuat Nist tidak menjalaskan bagaimanamengimplementasikan security pada lingkungan private cloud computing.sehingga diperlukannya model refrensi lainnya yang lebih sesuai.
Sebuah pusat data memiliki sejumlah server yang berinteraksi langsung dengan klien. Sistem komputasi awan menerapkan berbagai macam mekanisme DNS dan loadbalancing/routing untuk mengontrol routing permintaan klien ke server sesungguhnya, sebagai cara untuk menutupi dan mengisolasi struktur awan dari para klien. Server eksternal satu-satunya server yang klien dapat akses secara langsung. Hal ini terjadi karena server tersebut seringkali berjalan di sebuah "zona demiliterisasi" (di luar firewall), dan memiliki hak terbatas. Kegiatan pada server eksternal awan biasanya melibatkan ekstrasi dan parallelisasi permintaan klien dalam beberapa set layanan yang melakukan pekerjaan dan mengelola setiap pernyataan yang terkait dengan awan atau transaksi.
Cloud computing membutuhkan sebuah data center, karena kedua hal tersebut memang saling terkait. Data center jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia yaitu pusat data, adalah suatu fasilitas yang digunakan untuk mendapatkan system computer dan komponen – komponen terkait, seperti system telekomunikasi dan penyimpanan data (Sofana, 2012)
Pencurian data dalam teknologi Cloud Computing merupakan salah satu isu keamanan yang cukup besar. Hal ini karena setiap hacker dapat menggunakan berbagai cara untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan dari suatu perusahaan tertentu. Data dapat dicuri secara fisik yaitu mengambil data langsung ke pusat pata / data center maupun dapat mencuri dengan cara hacking langsung ke dalam basis data. Untuk keamanan di dalam Sebuah data center diperlukan beberapa hal untuk mencegah terjadinya pencurian informasi, hal ini lebih kearah fisik untuk pengamanan data center (Ramadhan, 2011).
Beberapa tindakan untuk mencegah terjadinya pencurian data data ini, secara fisik adalah dengan mengatur akses pegawai yang dapat masuk ke dalam data center dan penggunaan kamera pengawas serta tindakan pencegahan yang lainnya. Sedangkan untuk pencegahan secara digital, penyedia layanan dapat membuat satu server yang isinya data palsu agar dapat mengelabui hacker, selain itu dapat juga dilakukan authentifikasi yang berlapis agar keamanan dapat lebih berjalan dengan baik.
Daftar Pustaka
Moedjiono 2010, 'CLOUD COMPUTING:GELOMBANG INFORMATISASI
LAYANAN DUNIA BISNIS', Jurnal TELEMATIKA MKOM, Vol.2, No.2, dilihat 16 Mei 2016,
<http://sif.upj.ac.id/download/download2.pdf>.
Ramadhan, Z
2011,'ASPEK KEAMANAN PADA CLOUD COMPUTING', Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu.
dilihat 15 Mei 2016,
<https://library.pancabudi.ac.id/jurnal_files/592246a06bf5c103a9dc34c41e09f353fd74e6fb_5._Zuhri_Ramadhan.pdf>.
Sofana, I 2012, CLOUD
COMPUTING, Bandung, Informatika Bandung.
Syaikhu, A 2010.
KOMPUTASI AWAN (CLOUD COMPUTING) PERPUSTAKAAN PERTANIAN. Jurnal Pustakawan
Indonesia Volume 10 No. 1, dilihat 9 Mei 2016,
<http://journal.ipb.ac.id/index.php/jpi/article/viewFile/1927/1124>.
Wibowo, A 2011,
'PENERAPAN KOMPUTASI AWAN DALAM DUNIA PENDIDIKAN–SEBUAH PENDEKATAN TEORITIS',
Prosiding Seminar Nasional
Inovasi dan Teknologi (SNIT), pp. 49-53.Sukabumi:STMIK Nusa Mandiri
dilihat 9 Mei 2016, <
http://lppm.bsi.ac.id/?asset=snit2011 >.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar